Pesawat tanpa awak. |
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DOD) pun berpikir untuk mengatasi kelemahan tersebut, yaitu dengan mengembangkan drone yang bisa "berpikir". Tujuannya untuk mengambil keputusan saat sedang menjalankan sebuah misi.
Namun bukan waktu yang singkat untuk mengembangkan perangkat ini, setidaknya dibutuhkan waktu penelitian sekitar 25 tahun, untuk drone ini bisa menjelajahi angkasa. Nantinya, drone bisa menyelesaikan misi walaupun tanpa panduan dari seorang pilot yang mengontrolnya.
Salah satu caranya adalah dengan bimbingan dari darat, di mana pasukan yang ada di darat membimbing drone tersebut untuk menembak sebuah target yang telah di kunci dengan peralatan tertentu, seperti laser. Sehingga drone bisa meluluhlantakkan target yang telah terkunci tersebut.
Selain itu, mereka juga akan mengembangkan program-program tertentu yang mampu menyimpulkan tugas yang diberikan kepada drone. Tentu ini bukan hal yang mudah, karena teknologi tersebut membutuhkan algoritma yang kompleks. Sehingga dalam pengembangannya harus sangat berhati-hati, karena mesin tersebut nantinya bisa berpikir, ditambah pula dengan menambahkan sistem navigasi dan sensor yang lebih baik lagi.
Drone ini juga akan dipersenjatai rudal yang mampu menjangkau hingga 463 kilometer, sehingga target dapat di kunci dari kejauhan. Dan bahan bakar dapat dihemat untuk misi yang berikutnya. Pengembanganini sangat penting bagi Amreika, untuk mengurangi jumlah tentara yang gugur dalam medan tempur.