Sunday, January 27, 2008

Misteri "Lingkaran Peri" di Afrika dari Kacamata Ilmuwan

Lingkaran Peri yang terdapat di gurun Namibia.
Lingkaran aneh yang terjadi di gurun Namibia Afrika, telah menantang banyak ilmuwan untuk menjelaskannya. Lingkaran yang diberi nama "lingkaran peri" ini banyak menimbulkan hipotesa, mulai dari ulah rayap hingga rumput yang "membunuh tanah."

Tapi baru-baru ini, ada hipotesa bahwa lingkaran ini merupakan hasil "kompetisi" tanaman di sekitarnya. Gurun pasir Namibia mempunyai struktur yang homogen, di mana hujan jarang terjadi, sehingga tanahnya menjadi miskin unsur hara.


Sehingga diperkirakan kompetisi terjadi, di mana sekelompok rumput akan menjadi penyerap air bagi yang lainnya. Jenis rumput tertentu kemudian mengambil akar dari celah, dan terjadilah lingkaran tersebut.

"Ini adalah teori yang baik, dari semua karakteristik lingkaran peri. Tidak ada penyebab lain yang diusulkan peneliti," ucap Walter Tschinkel, peneliti dari Universitas Biologi Florida.

Lingkaran peri ini telah menjadi misteri selama beberapa dekade terakhir. Tahun lalu, Tschinkel menemukan lingkaran kecil berumur 24 tahun, sedangkan untuk lingkaran yang besar bisa bertahan hingga 75 tahun. Namun belum ada yang tahu kenapa lingkaran itu terjadi dan menghilang.

Awal tahun, Norbert Juergens dari Universitas Hamburg mengemukakan teori, di mana lingkaran ini terjadi akibat koloni rayap pasir. Ia menemukan hampir setiap koloni rayap tersebut di tengah-tengah lingkaran, di mana di pusatnya terjadi kelembaban.

Ia beralasan, rayap akan memakan akar rumput, dan membunuhnya hingga tidak tersisa, demi air yang ada di dalamnya. Tapi Tschinkel  menekankan bahwa Kuergens telah keliru tentang sebab akibatnya.

Ilmuwan juga sebelumnya juga mengusulkan bahwa lingkaran tersebut terjadi akibat "pola vegetasi yang terorganisir", yang muncul dari interaksi tanaman. Yang diakibatkan dari kurangnya ketersediaan air.

Lingkaran ini mucul ditentukan juga oleh curah hujan, di mana curah hujan yang cukup--tidak banyak dan sedikit--akan menutup lingkaran tersebut, dan ketika kekeringan terjadi, lingkaran tersebut juga akan terbentuk kembali.

Yvette Naude, seorang ahli kimia dari Universitas Pretoria Afrika Selatan mengungkapkan teorinya, dimana rumput berkompetisi yang menyebabkan lingkaran peri terbentuk. Untuk menguji teori tersebut Tschinkel berencana melakukan eksperimen.

"Jika lingkaran peri benar-benar terjadi akibat kekurangan air dan nutrisi, maka dengan penyiraman dan pemupukan lingkaran membuat lingkaran tertutup kembali," ucap Tschinkel. (Livescience)