Friday, January 18, 2008

Kenali Risiko Jangka Panjang Sabun Antibakteri

Sabun antibakteri. (indianexpress.com)
Badan regulasi kesehatan Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa, bahan kimia dalam sabun antibakteri dan sabun mandi dapat menimbulkan risiko kesehatan. Oleh sebab itu, Badan makanan dan obat Amerika (FDA) harus meninjau keamanan obat tersebut.

Setiap produsen sabun antibakteri harus membuktikan, bahwa produk sabun tersebut aman dan efektif mengatasiinfeksi dari pada sabun biasa. Dalam studi terbaru memperlihatkan, sabun antibakteri dapat mengubah hormon, dan meningkatkan kekebalan bakteri terhadap  obat.


Namun tidak untuk alkohol, semua pembersih berbasis alkohol mampu membunuh bakteri yang ada dalam laipsan kulit. FDA berharap jika produsen sabun harus menyerahkan uji klinis pada produknya, hingga batas waktu yang telah ditentukan yaitu akhir 2014.

"Data baru menunjukkan bahwa, risiko terjadi saat penggunaan dengan jangka waktu yang panjang, penggunaan sehari-hari lebih besar  jika dibandingkan manfaatnya," kata Colleen Rogers, ahli mikrobiologi FDA, yang kami kutip dari CNN.

Bahkan ia mengatakan jika produk sabun kesehatan dapat menggangu hormonal. Dan ini tentu tidak diinginkan siapapun, yang menggunakan produk sabun antibakteri tertentu. Hal itu dibuktikan saat pengujian terhadap hewan, di mana menunjukkan hasil yang mengejutkan, walaupun belum terbukti bagi manusia.

"Karena begitu banyak konsumen yang menggunakannya, FDA berpendapat, jika produsen tidak harus membuat manfaat sementara risikonya di kesampingkandalam iklan produk," tambah Colleen.

Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi konsumen, jika risiko tersebut benar-benar dapat terjadi pada manusia.