Saturday, January 19, 2008

Dalam 10 Tahun, Danau Oroumieh di Iran Menyusut 80%

Luas danau yang terus menyusut.
Danau Oroumieh, danau air asin terbesar di dunia, kini berada dalam bahaya. Danau tersebut terancam mengering karena perubahan iklim, dan petani terdekat dari danau menggunakannya untuk irigasi dan pengairan bagi kebun.

Batuan garam yang tadinya tertutup di bawah danau, kini terlihat dan sebagian telah menjadi padang garam yang kering. Para ahli memperkirakan penyusutan danau mencapai 80 persen, atau seluas 1.000 kilometer persegi.


Danau ini biasanya menjadi tempat singgah burung yang sedang bermigrasi, seperti flamingo, pelikan, dan camar. Namun dengan keadaan seperti ini, danau tersebut bisa ditinggalkan migrasi burung tersebut.


Kapal yang ikut mengering seiring dengan kekeringan yang terjadi.
"Danau hilang, pekerjaan saya hilang, anak-anak saya hilang. Wisatawan juga hilang," kata Mozafar Cheraghi, masyarakat sekitar danau, yang kami kutip dari Daily mail.

Kurang lebih 10 tahun yang lalu, ia mengingat jika danau tersebut kerap dikunjungi puluhan wisatawan perharinya, dan anak-anaknya kerap menjadi pemandu wisata dengan menggunakan perahu. Dan kini anak-anaknya meninggalkannya untuk mencari pekerjaan lain.

"Saya menjual kapal, dan akan terus di sini. Berharap air akan datang kembali. Tapi itu tidak terjadi," tambahnya.

Seseorang tengah berjalan di danau.
Kini presiden Iran yang baru berharap bisa mengembalikan air yang ada di danau tersebut. Sehingga menyelamatkan Iran dari bencana lingkungan.

"Rouhani saat kampanye berjanji akan menghidupkan kembali danau ini," ucap Isa Kalantri, seorang sarjana yang dipercaya oleh presiden Iran, Rouhani.

Kalantri dan timnya tengah membuat rencana untuk menyelamatkan danau tersebut.  Seperti menyemai awan menjadi hujan, dan pembangunan pipa-pipa, untuk mengalirkan air ke danau.

"Jangan salahkan alam dan kekeringan. Manusia bertanggung jawab untuk situasi seperti ini. Kami yang telah mengeringkan danau untuk pembangunan yang lain. Sekarang kami yang akan kembali menghidupkannya," tambah Kalantri.

Saat ini banyak masyarakat sekitar danau berpindah tempat, karena airnya yang asin kian bertambah asin dan tidak bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan tanaman pun mati akibat diberi air danau yang asin sangat pekat. (foto: Daily Mail)